SANGIHE, MANADOLIVE. CO. ID— Sangihe merupakan wilayah kepulauan yang kaya akan kandungan emas,karena sejak dahulu masyarakat melakukan penambangan tradisional mampu mendongkrak taraf hidup mereka dari hasil bumi yang dianugerahkan oleh sang pencipta memiliki harga rupiah yang cukup lumayan.
Tapi sayang sekarang ini,tanah milik masyarakat yang dikuasai turun-temurun dihargai hanya berkisar Rp.5000 permeternya. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh pihak PT.Tambang Emas Sangihe (TMS) saat melalukan sosialisasi persiapan produksi di kampung bowone Senin (22/3).
Mendapat harga yang tak sesuai dan terkesan melecehkan kandungan emas yang ada didalam setiap lahan masyarakat tersebut jelas mendapat penolakan tegas. Harga yang begitu rendah Rp.50 juta perhektar jika dibagikan permeter hanya senilai Rp.5000 membuat masyarakat geram.
Salah satu tokoh pemuda Sangihe Asril Tatande menilai tawaran harga pembebasan lahan tidak sepadan dan pihak perusahaan asing ini sangat melecehkan harga tanah masyarakat Sangihe.
“Sangat melecehkan harga tanah permeter hanya Rp.5000,berarti sama dengan 3 batang harga rokok surya dibeli secara eceran. Tujuan dan maksud PT.TMS ini sangat jelas ingin mengambil hasil emas yang terkandung di tanah masyarakat,jika sebaliknya jika masyarakat menafsir harga tanah pemilik PT.TMS dengan angka yang serupa apakah tidak melecehkan namanya itu?,”beber Tatande.
Dirinya menilai upaya permainan harga yang sengaja diungkapkan pada forum sosialisasi tersebut oleh utusan PT.TMS hanya membuat masyarakat berang. Di daerah lain misalnya pihak perusahaan akan membuka penambangan sangat mengedepankan nilai sosial dan ekonomi kepada pemilik lahan,apalagi yang jelas ada kandungan emasnya.
“Mereka hanya ingin meraup keuntungan di Sangihe tanpa memikirkan nasib anak cucu generasi penerus negeri Tampungang Lawo,jika masyarakat menilai tak sesuai harus dilakukan penolakan dan jangan pernah takut menghadapi perusahaan yang seperti ini,”tegasnya.
Sementara itu pihak perusahaan PT TMS yang diwakili Mine Manager Fachil Amal dan Priyo Bob Husodo saat mendengar penolakan warga menyatakan akan menampung aspirasi penolakan tersebut untuk disampaikan ke managemen perusahaan.”Apa yang diharapkan masyarakat akan kami sampaikan ke pihak pimpinan perusahaan,sebab ini baru awal sosialisasi saja. Mudah-mudahan ada nilai ekonomi yang lebih sepadan yang akan kami tawarkan,”pungkas keduanya.(hry)












