Tahuna manadolive.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sangihe terus berupaya mengurangi dampak bencana, khususnya banjir yang kerap melanda sejumlah wilayah. Kepala BPBD Sangihe, Wandu C.C. Labesi, S.Sos, mengungkapkan bahwa pemerintah daerah akan melakukan berbagai intervensi, termasuk sosialisasi, edukasi, serta pembentukan kampung tangguh bencana.
“Kami secara intensif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, terutama di wilayah yang berpotensi tinggi mengalami banjir. Salah satu fokus utama kami adalah Kampung laine kecamatan Manganitu selatan yang dilintasi dua sungai besar dan berada di bawah permukaan laut. Kondisi ini menyebabkan air sulit mengalir ke laut saat hujan deras, sehingga meningkatkan risiko banjir,” ujar Labesi.
Sebagai bagian dari program 100 hari kerja Bupati Sangihe, BPBD berencana membentuk kampung tangguh bencana. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat melalui edukasi dan simulasi bencana, serta penyusunan peraturan kampung terkait mitigasi banjir.
“Kami akan menetapkan regulasi mengenai titik evakuasi dan aturan pembangunan rumah di daerah rawan banjir. Dahulu, masyarakat setempat membangun rumah panggung sesuai kearifan lokal, tetapi saat ini banyak bangunan baru yang tidak mengikuti pola tersebut. Dengan adanya peraturan kampung, pembangunan rumah akan diarahkan agar lebih adaptif terhadap kondisi lingkungan,” tambahnya.
Selain itu, BPBD juga tengah menangani dampak bencana terbaru yang terjadi pada 12 Februari lalu. Beberapa rumah di Batulewehe mengalami ancaman kerusakan akibat drainase yang roboh. BPBD telah melakukan analisis kebutuhan dan mengusulkan solusi kepada pemerintah daerah.
“Kami sudah menyampaikan analisis terkait penanganan kerusakan kepada pimpinan daerah. Namun, keterbatasan anggaran menjadi tantangan utama. Oleh karena itu, kami akan berupaya mencari dukungan dari pemerintah pusat melalui BNPB maupun pemerintah provinsi,” jelas Labesi.
Ia menegaskan bahwa perbaikan infrastruktur, seperti drainase yang rusak, sangat penting untuk mencegah bencana susulan. “Jika tidak segera diperbaiki, longsor berikutnya bisa terjadi dan memperparah kondisi,” tutupnya.
Dengan berbagai langkah ini, diharapkan masyarakat semakin siap menghadapi potensi bencana, serta risiko banjir di wilayah rawan dapat diminimalkan. (gustaf)