Diera Walikota GSVL, IPM Manado Tertinggi di Sulut

MANADO,  MANADOLIVE. CO. ID— Selama hampir 10 tahun memimpin kota Manado, Walikota DR. Ir. GS Vicky Lumentut, SH, M.Si, DEA, tidak hanya sukses membangun infrastruktur kesehatan seperti berdirinya sejumlah rumah sakit daerah (RSD) yang tidak pernah di miliki kabupaten/kota lainnya di Sulut. Namun, Lumentut juga berhasil menaikan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) kota Manado menjadi 78,02 persen di tahun 2020. Bahkan, IPM Kota Manado jauh diatas kabupaten/kota lainnya di Sulut, termasuk Provinsi Sulut.

Pertumbuhan IPM yang cukup siginifikant diera pemerintahan Lumentut ini otomatis ikut berdampak pada kenaikan investasi yang bersumber dari penanaman modal dalam negeri, kenaikan PDRB (Pendapatan Domestic Regional Bruto) maupun terjadinya pertumbuhan di sektor ekonomi riil. “Harus kita akui bahwa, IPM kota Manado paling tinggi dari 15 kabupaten/kota lainnya di Sulut termasuk provinsi Sulut. Selain ditunjang oleh pertumbuhan ekonomi lokal, banyak regulasi pemkot Manado yang memberikan kemudahan bagi dunia investasi ikut menjadi salah satu penentu naiknya IPM,” ucap Walikota Manado DR. Ir. GS Vicky Lumentut, SH, M.Si, DEA.

Menurut Walikota, salah satu tantangan pihaknya saat ini adalah, bagaimana mengurangi angka pengangguran di kota Manado, yang tiap tahun ikut mengalami kenaikan. Kenaikan ini menurut Lumentut, lebih disebabkan karena kota Manado sampai saat ini masih menjadi tujuan utama para pencari kerja dari 14 kabupaten/kota di Sulut. “Sampai saat ini kota Manado masih menjadi kota primadona bagi pencari kerja di 14 kabupaten/kota di Sulut. Kondisi ini ikut berdampak pada masih tinggihnya angka pengangguran di kota Manado,” jelas Lumentut.

Data yang ada kata Lumentut menunjukan, penyumbang terbesar angka pencari kerja di kota Manado adalah, kelompok lulusan sarjana dari perguruan tinggi. Kemudian, kelompok lulusan SD, SMA maupun sederajat. “Untuk kelompok SMP dan Diploma angkahnya masih bisa ditekan dan masih kurang,” ucap GSVL. Alasan utama kelompok SMP dan diploma masih kurang adalah, karena lulusan kelompok ini umumnya langsung diserap oleh pasar kerja. “Salah satu penyebab kelompok lulusan perguruan tinggi masih tinggi adalah, karena kelompok ini banyak memilih jenis pekerjaan atau sebaliknya spesifikasi ilmu mereka yang tidak ada dipasar kerja,” beber Lumentut.

Melihat kondisi ini, Ketua Dewan Pengawas Apeksi ini, mengingatkan kepada pemprov Sulut untuk tetap memberdayakan pendidikan kejuruan dari berbagai aspek termasuk lulusannya. “Karena lulusan ini mampu diterima oleh pasar kerja. Sudah saatnya kita siapkan konsep pembangunan SDM-nya, supaya lulusan kelompok ini langsung diterima oleh pasar kerja,” pesan GSVL (dar)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *